Jumat, 26 Februari 2010

Ketika Muhammad SAW Bermetamorfosis


Sebagian besar kita meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang nabi yang ummi yang buta huruf tidak bisa membaca dan menulis karena di sejumlah ayat Al Qur’an, Allah menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang ummi, tapi apakah Muhammad SAW adalah nabi yang selamanya ummi? karena mengherankan bagaimana mungkin seorang Nabi yang buta huruf justru mengajarkan dan mewariskan Al Qur’an suatu kitab bertulis yang sangat agung yang bernilai sastra sangat tinggi dan berisi ilmu pengetahuan serta tatanan hidup bermasyarakat yang sangat maju dan modern.

Mengapa Muhammad SAW yang ummi dan buta huruf terpilih sebagai nabi dan Rasul-Nya? sehingga pada awalnya menjadi celaan dan ejekan orang yang merendahkannya : “ Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu ejekan (dengan mengatakan) : inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul? “.

Ini merupakan bagian dari skenario Allah agar semua orang tahu dan tidak bisa membantah bahwa Al Qur’an adalah benar-benar kitab suci yang datang dari Allah, petunjuk bagi seluruh umat manusia, sebagaimana dinyatakan pada surat Al Ankabuut ayat 48: “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur'an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu).”

Orang-orang kafir pada waktu itu terkesan kebingungan, disatu sisi mereka mengejek Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang tidak bisa baca tulis tapi sekaligus heran kenapa Nabi bisa mengajarkan isi Al Qur’an yang menurut mereka memiliki nilai sastra yang tinggi Sehingga mereka menuduhnya sebagai penyair, Al Anbyaa ayat 5 : Bahkan mereka berkata (pula): "(Al Qur'an itu adalah) mimpi-mimpi yang kacau, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus."

Kemudian mereka membantah sendiri, tidak mungkin Muhammad SAW mampu membuat syair-syair sebagus Al Qur’an lalu dicari alasan lain yang paling logis bahwa Nabi dibantu oleh orang lain yang pandai sastra dari kalangan ahli kitab. Hal ini dibantah oleh Allah : Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang." (QS. An Nahl : 103).

Allah juga menantang mereka untuk membuat kitab semacam Al Qur’an, Hud ayat 13 : Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".

Muhammad SAW yang ummi berangsur-angsur diajari baca tulis oleh Allah melalui perantara malaikat Jibril, ditandai dengan turunnya wahyu pertama Al Alaq 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Bacalah (iqra) pada ayat pertama memerintahkan untuk membaca ilmu-ilmu Allah yang terhampar di alam semesta (ayat-ayat kauniyah) yang dimulai dengan informasi awal tentang proses penciptaan manusia (kelak kemudian turun ayat-ayat lainnya yang menceritakan secara detail tentang penciptan manusia). Sedangkan pada ayat berikutnya kata bacalah (iqra) mengandung makna membaca tulisan.

Turunnya wahyu kedua dimulai dengan ayat pena : “Nun, demi kalam (pena) dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila.” (QS. Al Qalam : 1-6).

Kata kalam/pena dan tulis menulis dengan nabi yang diejek sebagai orang gila terkait dengan kebiasaan orang Arab Quraisy pada waktu itu yang lebih mengandalkan daya ingat dalam mencatat berbagai peristiwa maka belajar membaca dan menulis dikalangan masyarakat yang ummi sangatlah dilecehkan.

Wahyu yang ketiga, Nabi diperintahkan untuk belajar lebih intensif, bangun malam dan membaca Al Qur’an : “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al Muzzammil : 1-6).

Selanjutnya Nabi Muhammad SAW secara bertahap memperoleh wahyu sambil terus menerus diajari oleh Jibril untuk membaca dan menulis serta memahami kandungan ilmu-ilmu Allah yang diturunkan kepadanya dan yang menarik pada beberapa surat-surat Al Qur’an dimulai dengan huruf-huruf, hal ini mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW sedang diajarkan mengenal huruf-huruf untuk bisa membaca, surat-surat tersebut yaitu : Alif lam mim QS. (2): 1, (3): 1 (29): 1, (30): 1, (31): 1, (32): 1; Alif lam mim shad Qs. (7): 1; Alif lam raa QS. (10): 1, (11): 1, (12): 1, (14): 1, (15): 1; Alif lam mim raa QS.(13): 1; Kaf ha ya ’ain shaad QS. (19): 1; Tha ha QS. (20): 1; Tha sin mim QS. (26): 1, (28): 1; Tha sin QS. (27): 1; Ya sin QS. (36): 1; Shad QS. (38): 1; Cha mim QS. (40) : 1, (41) : 1, (43) : 1, (44) : 1, (45) : 1, (46) : 1; Cha mim ‘ain sin qaf QS. (42):1; Qaf QS. (50): 1; Nun QS. (68): 1.

Berikut ini adalah beberapa ayat yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah buta huruf selamanya:

“Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian” (QS. Al Israa : 106).

“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."(QS. Thaahaa:114).

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 151).

“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur'an), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 2-3).

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah menghimpunkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasannya.” (QS. Al Qiyaamah: 16-19).

Jaminan dari Allah bahwa Dia-lah yang menghimpunkan wahyu itu ke dalam jiwa Muhammad lalu membuatnya pandai membaca dan “atas tanggungan Kami-lah penjelasannya”, walau awalnya belia ummi tetapi karena Allah sendiri yang membimbing lewat malaikat Jibril maka Rasulullah menjadi sangat pandai (bukan hanya pandai membaca tetapi juga pandai memahami makna yang terkandung di dalam wahyu ) yang benar-benar melekat dalam akal budi dan jiwa beliau.

Sehingga ketika beliau menyampaikan ayat-ayat Al Qur’an kepada umatnya pastilah beliau sudah memahami makna yang terkandung di dalamnya maka tak berlebihan jika Nabi Muhammad SAW juga disebut sebagai ilmuwan yang jenius karena Al Qur’an banyak berbicara tentang ilmu-ilmu pengetahuan.

Bukti-bukti lainnya adalah Nabi Muhammad SAW sering melakukan kontak-kontak politik dengan penguasa sekitar melalui surat menyurat dalam rangka misinya menyeru mereka agar mengakui Islam sebagai agama baru dan kalau bisa mereka dapat memeluk Islam, antara lain surat kepada Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia), Raja Khosrow dari Persia (Iran), Kaisar Heraklius penguasa Romawi, Harits ibn Abi Syummar al Ghasssani (Raja Ghassan di Damaskus) dll.

Rasulullah juga beberapa kali melakukan perjanjian politik secara tertulis termasuk perjanjian Hudaibiyah dan Piagam madinah. Dikisahkan dalam penyusunan perjanjian Hudaibiyah, Ali bin Abi thalib tidak mau menuliskan kata “Muhammad ibn Abdullah” tapi tetap ingin menuliskan kata “Muhammad Rasulullah” maka beliau sendiri yang mengambil alih dan menuliskan kata “Muhammad ibn Abdullah” untuk menggantikan kata “Muhammad Rasulullah” yang ditulis Ali dalam draft perjanjian tersebut.

Akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa nabi Muhammad SAW memang awalnya seorang ummi yang tidak bisa baca tulis tapi tidak selamanya karena kemudian beliau bermetamorfosis menjadi seorang ilmuwan, negarawan dan pemimpin umat yang sangat jenius, dihormati umatnya dan disegani lawan-lawan politiknya serta panglima militer yang ditakuti oleh musuh-musuhnya di medan laga.

Allahumma shalli wa salim wa barik ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.


Disarikan dari :
"Metamorfosis Sang Nabi, Dari Buta Huruf Menjadi Ilmuwan Jenius"
(Ustad Agus Mustofa). Share

Sabtu, 13 Februari 2010

Kalau Cinta katakan Tidak


Kecintaan-Ku adalah bagi orang-orang yang saling mencinta karena Aku, mereka duduk bersama karena Aku, saling berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku (hadist Qudsi).

Kalau anda mencintai kekasih anda, begitu pun sebaliknya dan tidak ada sesuatu hal yang menjadi penghalang di antara kalian, katakan tidak akan berlama-lama pacaran, segeralah menikah.

Kalau anda seorang suami yang mencintai istri anda, katakan tidak akan menyakiti dan bertindak sewenang-wenang terhadap istri, berusaha menjadi pemimpin, pembimbing dan pelindung yang baik bagi keluarga.

Kalau anda seorang istri yang mencintai suami, katakan tidak akan melupakan kewajiban sebagai seorang istri untuk senantiasa memelihara dan menjaga kehormatan rumah tangga, berusaha mengatur urusan rumah tangga dengan sebaik-baiknya. Anda bukanlah seorang istri yang selalu mengeluh dan merasa kurang atas pemberian suami.

Kalau anda seorang ayah yang mencintai istri dan anak-anaknya, katakan tidak akan mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak anda dari orang lain, hanya karena tidak tahan mendengar rengekan mereka meminta sesuatu yang tidak sanggup anda berikan.

Kalau anda seorang anak yang mencintai kedua orang tua anda yang telah tiada, katakan tidak akan putus-putusnya anda berdoa untuk mereka karena saat ini hanya itu yang bisa anda berikan untuk mereka yang telah berjasa dalam kehidupan anda, sadarlah anda tidak bisa memutar ulang waktu untuk memperbaiki kesalahan anda terhadap mereka di masa lalu.

Kalau anda seorang anak yang beruntung karena memiliki orang tua yang masih hidup, kalau anda mencintai mereka, katakan tidak akan menyia-nyiakan mereka, berusahalah membahagiakan mereka bukan dengan harta atau perhiasan dunia lainnya karena betapapun besarnya itu tidak akan sanggup untuk menebus jasa dan pengorbanan mereka untuk anda, berilah mereka perhatian dan kasih sayang disisa hidup mereka yang mungkin tidak lama lagi sebagaimana mereka telah mengasihi dan menyayangi anda di waktu kecil.

Kalau anda seorang pejabat yang mencintai jabatan anda, katakan tidak akan melakukan korupsi, kolusi dan segala bentuk upaya memperkaya diri sendiri dengan memanfaatkan jabatan yang anda sandang saat ini, tidakkah anda merasa cukup dengan gaji dan segala fasilitas yang anda peroleh selama ini? Sadarlah bahwa jabatan itu hanya titipan Allah kelak anda akan dimintai pertanggungjawaban.

Kalau anda seorang pejabat yang mencintai bawahan anda, katakan tidak akan bertindak sewenang-wenang terhadap mereka, anda bukanlah type pemimpin yang cenderung menimpakan kesalahan kepada bawahan padahal anda tidak pernah memberikan solusi terhadap suatu permasalahan dalam pekerjaan itu.

Kalau anda seorang guru atau pengajar yang mencintai murid dan pekerjaan anda, katakan tidak akan pernah mengeluh atas segala kekurangan, kenakalan mereka dan segala problematika dalam proses belajar mengajar, kesungguhan dan ketulusan anda dengan dilandasi ibadah karena Allah niscaya akan menambah pundi-pundi amal dan tabungan energi positif anda terlebih jika ilmu yang bermanfaat itu terus menerus diamalkan oleh mereka.

Kalau saya, anda dan kita semua, apapun pekerjaan kita masih mempunyai cinta, katakan tidak akan menjadikan ini hanya sebagai kata-kata, lips service, slogan, simbolis atau hanya perayaan sesaat dan hura-hura. Wujudkan dan tebarkan cinta di setiap langkah kehidupan kita di rumah, di kantor, di sekolah dan di mana saja, jika belum kemarin, mulailah saat ini juga, esok dan seterusnya.

Cinta itu ada 3 macam, pertama mencintai Allah, kedua mencinta karena Allah, ketiga mencintai bersama Allah, seorang arif berkata “Siapa yang cinta kepada Allah maka segala sesuatu akan tampak indah dan menyenangkan” (Ibnul Qayyim al Jauziyyah)
Share

Rabu, 10 Februari 2010

Ketika Lalat Terjatuh Dalam Minuman



Rasulullah pernah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh HR. Bukhari : “Jikalau lalat terjatuh pada salah satu tempat minumanmu, hendaklah ditenggelamkan seluruh badan lalat itu ke dalam tempat minum tersebut, kemudian buanglah (lalat itu) keluar”.

Lalat adalah serangga yang suka hinggap di tempat-tempat yang kotor sehingga dapat menularkan berbagai macam penyakit karena kuman-kuman dari tempat kotor yang menempel di kakinya dapat pindah ke makanan atau minuman yang dihinggapinya.

Bakteri yang sering ditemukan diantaranya adalah E.Coli, Coynobacterium Dephteroid, Staphylococcus sp, Salmonella sp dan proteus sp.

Berabad-abad kemudian pada tahun 1871 seorang ilmuan Jerman dari Universitas Hall Prof. Brefild menemukan bahwa lalat memiliki kelenjar di perutnya yang bisa mengeluarkan cairan cythoplasma yang dapat mematikan berbagai macam bakteri dari kotoran yang menempel di kakinya.

Ernestein seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1947 juga meneliti cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar di perut lalat berkesimpulan bahwa cairan tersebut dapat memusnahkan berbagai macam bakteri diantaranya kuman disentri dan tifus.

Kemudian pada tahun yang sama dari hasil penelitian Dr. Muftisch berkesimpulan bahwa sedikit cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar di perut lalat tersebut dapat memelihara seribu liter air susu terhadap kontaminasi bakteri thypoid dan disentri.

Penelitian yang sama pada tahun-tahun berikutnya juga dilakukan oleh Roleos (Switzerland), Prof. Kock Famer (Inggris), Rose & Etlengger (Jerman), Blatner (Switzerland), mereka berkesimpulan yang sama bahwa lalat memiliki kelenjar penawar di dalam perutnya yang dapat membunuh bakteri-bakteri pathogen.

Ya ternyata kelenjar di dalam perut lalat mengandung bakteri actinomyces yang menghasilkan antibiotik actinomycetin dan actinomycin. Lalu apa hubungannya dengan hadist yang disebutkan di awal tadi…????

Ternyata diketahui bahwa kelenjar penawar itu bisa pecah jika badan lalat dibasahi oleh air, tekanan di dalam sel kelenjar lalat akan meningkat sejalan dengan tubuhnya yang basah oleh air lalu keluarlah cairan penawar racun melalui jalur pernafasan yang ada disekitar punggung dan perutnya.

Inilah jawaban mengapa Rasulullah menganjurkan jika lalat masuk ke dalam minuman kita agar ditenggelamkan sekalian karena begitu ditenggelamkan maka kelenjar penawarnya akan pecah dan memusnahkan bakteri-bakteri yang menempel di kakinya.
Share

Jumat, 05 Februari 2010

Makhluk Tuhan Paling Langka

Ketika mencuri dan korupsi sudah menjadi hal yang biasa maka keikhlasan memberi menjadi sesuatu yang langka, ketika memberi dalam kelapangan menjadi hal yang biasa maka keikhlasan memberi dalam kesempitan menjadi hal yang luar biasa.

Jika kita melihat, mendengar atau mengetahui seorang pengusaha sukses dengan mudahnya merogoh koceknya seratus juta untuk menyumbang suatu mesjid atau yayasan yatim piatu, apa yang akan dikatakan? Sebagian ada yang mengatakan “sungguh dermawan orang itu, rela mengeluarkan uang sebanyak itu...” ada pula yang berkata “ya sudah sewajarnya orang itu berinfaq atau bersedekah kan uangnya banyak, saya juga kalau jadi orang kaya pasti akan bersedekah yang banyak...”. Padahal bisa jadi uang seratus juta itu tidak seberapa dibanding harta pengusaha itu yang mencapai ratusan milyar atau bahkan trilyunan, lalu bagaimana dengan kisah pak Bandi berikut ini?

Suatu pagi dipenghujung bulan, pak Bandi bersiap untuk berangkat kerja ketika istrinya berkata “Pak kalau bisa nanti sore bawa uang ya, karena di dapur cuma ada beras cukup untuk makan siang ini saja !”. Ya karena hari ini adalah tanggal tua, gajian masih 3 hari lagi, pak Bandi pun berangkat dengan ongkos yang hanya cukup untuk sekali jalan dan dari tadi malam memang sudah diniatkan bahwa hari ini mau pinjam uang di kantor untuk penyambung hidup sampai tiga hari ke depan.

Seperti biasa di kantor pak Bandi bekerja dengan rajin dan penuh semangat, dari meja kerjanya sesekali dia melirik ruang kerja pak Burhan atasannya yang sedari tadi tak henti-hentinya beberapa staf dan tamu keluar masuk ruangannya. Pak Bandi mencari kesempatan lowong untuk bisa masuk ke ruangan pak Burhan untuk bisa meminjam uang.

Menjelang tengah hari ketika tiba-tiba pak Burhan memanggil pak Bandi ke ruangannya dan menyodorkan secarik kertas “pak saya minta tolong nanti jam istirahat belikan saya buku-buku ini ya di toko buku terdekat, buat tugas sekolah anak saya !” . “Baik pak, oh ya saya boleh pakai mobil dan supir kantor pak ?” kata pak Bandi. “tidak usah ini urusan pribadi, jadi bapak naik angkot saja, ini ongkos buat naik angkot, berangkatnya nanti saja ya pas jam istirahat dan usahakan jangan lewat jam istirahat !” jawab pak Burhan. Ya memang begitulah sifat pak Burhan yang ketat terhadap waktu dan tidak mau mencampuri sedikitpun urusan kantor dengan urusan pribadi. Pak Bandi tahu persis bahwa pak Burhan adalah seorang pemimpin yang jujur, ia jadi teringat kisah Khalifah Umar bin Khattab yang suatu ketika kedatangan tamu yang membahas masalah negara, tetapi ketika pembicaraan mulai membahas masalah pribadi, akhirnya beliau mematikan lampu minyak yang ada di hadapannya dan mengatakan “ lampu minyak ini dibiayai oleh negara, sedang pembicaraan kita sekarang ini sudah bukan mengenai negara”.

Tepat lima menit sebelum jam istirahat usai pak Bandi sudah tiba di kantor lalu menyerahkan dua buah buku pesanan pak Burhan dan dia pun menjadi sangat terkejut ketika mendapat imbalan sebesar tiga ratus ribu rupiah karena imbalan itu jauh melebihi harga dari buku yang dia beli. “terima kasih ya Allah atas rejeki yang telah Kau berikan melalui Pak Burhan yang baik hati, semoga Kau tambahkan rejeki beliau dan selalu diberi kesehatan” kata pak Bandi dalam hati seraya mengusapkan wajahnya dengan kedua tangan. Ya sepertinya pak Burhan memang mencari-cari alasan untuk bisa bersedekah kepada pak Bandi.

Selepas jam kerja pak Bandi berbegas pulang dengan harapan segera menyerahkan rejeki yang didapat hari ini kepada sang istri tercinta. Ditengah perjalanan bus yang dia tumpangi berhenti mendadak karena tiba-tiba ada orang yang menghadang ditengah jalan untuk menghentikan bus, tak lama berselang naiklah seseorang dengan kepala serta sebelah lengan dan dengkul diperban, lalu dengan susah payah orang itu duduk tepat disamping pak Bandi.

Bertanyalah pak Bandi “kenapa pak ?” lalu orang itu bercerita bahwa dia baru saja menjadi korban tabrak lari dan beruntung masih ada orang yang menolong tapi meletak begitu saja dia di depan RS mungkin si penolong takut jika harus bertanggung jawab membiayai pengobatannya. “Baru satu hari dirawat saya kabur dari RS pak...karena saya tidak punya uang... sehari-hari saya berdagang asongan di jalan... waktu tertabrak saya sedang berusaha cari pinjaman buat biaya berobat anak saya yang sakit... saya khawatir dengan nasib anak dan istri saya yang sedang hamil”. Mendengar cerita itu timbul rasa iba pada diri pak Bandi dan lalu memutuskan untuk mengantar orang itu sampai ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, orang itu disambut dengan isak tangis istri dan anaknya yang masih kecil, melihat pemandangan itu dan melihat langsung rumah yang sangat sederhana maka bertambah iba hati pak Bandi, “ternyata masih ada orang yang lebih miskin dari saya” katanya dalam hati. Pak bandi menyerahkan uang sejumlah dua ratus ribu kepada orang itu. “aduh pak jangan merepotkan, saya sudah diantar sampai rumah juga sudah terima kasih sekali...”, “tidak apa uang ini buat biaya berobat anak bapak dan buat makan selama bapak tidak bisa bekerja”.

Sementara itu istri pak Bandi di rumah merasa cemas karena tidak seperti biasanya sampai malam begini suaminya belum pulang dan tadi sore terpaksa istri pak Bandi meminjam sedikit beras ke tetangga, akhirnya ia dan anak-anaknya hanya makan nasi dengan campuran sedikit minyak jelantah dan garam.

Ketika sampai di rumah diceritakanlah semua yang dialami pak Bandi hari ini, “oalah pak... wong anak istri susah hanya makan nasi dan garam, kok punya rejeki sedikit dikasih orang...” kata sang istri, “sudahlah bu, toh kita masih bisa makan nasi, yang penting masih ada sedikit uang buat makan kita sampai bapak gajian nanti “ jawab pak Bandi. “ya sudah, semoga besok-besok kita bisa makan enak ya” sindir istrinya menirukan kata-kata yang sering diucapkan pak Bandi, dengan tersenyum kecil pak Bandi menimpali “ ya kalau besok-besok masih belum bisa makan enak, yang pasti kita masih punya satu harapan... semoga bisa makan enak di surga nanti”.

Kisah tersebut di atas memberi contoh kepada kita bahwa ternyata untuk bersedekah tidak perlu menunggu kaya justru ketika sedang susah kita dianjurkan untuk bersedekah “Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”,(Qs. Ath Thalaq : 7) dan Rasulullah SAW pun pernah bersabda “carilah rejeki dengan bersedekah... “.

Satu lagi yang menambah bobot lebih dari kisah tersebut adalah ketika kita bisa memberi dengan ikhlas sesuatu yang sesungguhnya sangat kita butuhkan kepada orang lain yang lebih membutuhkan ini baru luar biasa dan pak Bandi tidak hanya bersedekah dengan 2,5 % tapi dia sedekahkan 2/3 atau 67 % dari rejeki yang dia miliki saat itu, maka wajarlah kalau kita sebut pak Bandi adalah satu dari sedikit MAKLUK TUHAN YANG PALING LANGKA di dunia ini.
Share