Selasa, 07 Februari 2012

Satu Ayat Yang Menuntun Tobat Sang Penjahat


Kisah berikut ini menjadi salah satu dari sekian banyak bukti bahwa Al Qur’an ketika dibacakan mempunyai kekuatan persuasif yang luar biasa. Susunan redaksi, pilihan kosa kata serta kandungan yang tersirat dan tersurat mampu menggetarkan jiwa sebagian orang yang membaca atau mendengarnya.

Utbah al Ghulam adalah seorang penjahat besar yang hidup di daerah Basrah (Irak). Seorang penjahat yang sangat ditakuti karena terkenal dengan kekejamannya dan tak segan untuk menghabisi atau membunuh korbannya.

Utbah juga sangat benci terhadap orang-orang yang rajin beribadah, hatinya geram setiap kali melihat orang-orang pergi ke masjid. Hingga suatu hari, entah apa yang terbersit dalam hatinya, timbul rasa iseng untuk ikut mendengarkan apa yang disampaikan oleh penceramah pada acara pengajian. Lalu dengan menggunakan penutup muka untuk menyamarkan wajahnya, dia ikut masuk ke dalam masjid.

Kebetulan saat itu yang memberikan ceramah adalah imam Hasan al Bashri seorang ulama terkemuka di kota Basrah. Beliau menguraikan surat Al hadid ayat 16 :

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Usai panjang lebar menjelaskan ayat tersebut, imam Hasan al Bashri menyeru kepada para hadirin terutama bagi orang-orang yang berdosa untuk segera bertobat. Banyak diantaranya yang menangis menyesali segala perbuatan dosanya.

Tiba-tiba ada seseorang yang bangkit dan bertanya “Bagaimana jika dosa orang tersebut sudah sangat banyak, misalnya sudah membunuh ratusan orang?” Imam Hasan al Bashri pun menjawab : “Allah akan memafkan dan mengampuni, asal bertobat dengan sungguh-sungguh, meskipun dosamu sebesar dosa Utbah al Ghulam.”

Mendengar jawaban tersebut, tiba-tiba laki-laki yang tadi bertanya, menangis meraung-raung dan kemudian jatuh pingsan. Setelah disingkap cadarnya ternyata orang itu adalah Utbah al Ghulam, penjahat terkenal itu.

Setelah sadar, imam Hasan al Bashri pun menasihatinya “Bila kamu tahan sentuhan api neraka, maka teruslah melakukan kejahatan, jika tidak maka segerahlah bertobat! Dengan dosa-dosa yang kamu lakukan, berarti telah menghina dan membebani dirimu sendiri. Lepaskanlah dirimu dari dosa itu dengan sungguh-sungguh!”

Sejak saat itu, Utbah al Ghulam bertekad dan mengikrarkan diri untuk bertobat kepada Allah dengan sungguh-sungguh (taubatan nasuha).
Share