Kamis, 01 April 2010

Malam Panjang Penuh Bintang


Dinginnya tetesan air AC yang membasahi wajah membuat saya terbangun dari tidur, dengan reflek pandangan saya tertuju pada jam dinding dan seketika saya teringat bahwa malam ini belum melakukan sholat Isya.

Malam ini saya pulang kantor agak telat, jam setengah sembilan lewat sehabis mandi saya lebih memilih untuk bercengkrama sebentar dengan anak-anak sebelum menemani mereka tidur. Hujan deras yang turun sejak jam delapan tadi di iringi dengan irama gemericik air hujan yang jatuh di atas genting, rupanya menjadi pengantar tidur yang baik sehingga dengan cepat meninabobokan kami.

Jam tiga dinihari ini saya sempatkan melihat keluar rumah, pekarangan dan jalan di depan rumah yang basah mengisyaratkan bahwa hujan belum lama reda dan entah mengapa saya tergerak untuk menengadah ke atas, mungkin karena pohon mangga di halaman baru saja ditebang sehingga pandangan saya lebih leluasa.

Sejenak saya pandangi langit, oh rupanya langit malam ini begitu cerah dengan bulan terlihat nyaris penuh dan taburan bintang-bintang yang berkerlap-kerlip memenuhi cakrawala pandangan saya.

Ingatan saya menerawang ke masa kecil yang begitu mengagumi pemandangan langit di malam hari dengan segudang pertanyaan, mengapa bulan kadang terlihat bulat penuh dan dilain waktu tinggal separuh, mengapa bintang berkerlap-kerlip dan berapakah jumlahnya, mengapa bulan dan bintang tidak menampakkan dirinya disiang hari dan seterusnya.

Kini saya mengetahui bahwa ternyata bintang-bintang itu seperti matahari di tata surya kita, karena jaraknya yang sangat jauh dari bumi maka ia terlihat sangat kecil dan cahayanya terlihat berkerlap-kerlip padahal banyak bintang yang ukurannya 10 kali atau 100 kali ukuran matahari bahkan ada yang ukurannya 1500 kali matahari sedangkan matahari hanya 200 kali ukuran bumi.

Setiap 100 milyar bintang membentuk gugusan bintang yang disebut galaksi dan setiap 100 milyar galaksi membentuk gugusan galaksi yang disebut superkluster dan seterusnya sehingga belum diketahui pasti batas dari alam semeta ini.

Berapakah jarak bintang dengan bumi? Informasi ilmuwan astronomi menyatakan bahwa jarak bintang yang paling dekat berkisar 8 tahun cahaya maka jika kita hitung dengan kecepatan cahaya 300.000 km/detik, jarak bintang itu sekitar 75 trilyun km, subhanallah... suatu jarak yang tak pernah terbayangkan.

Jadi sesungguhnya malam ini pada saat yang bersamaan saya sedang melihat berbagai peristiwa di masa lalu, ya karena saya sedang melihat bintang 8 tahun yang lalu (karena cahaya bintang itu menempuh perjalanan 8 tahun cahaya untuk sampai ke bumi sehingga bisa terlihat oleh kita), 10 tahun yang lalu atau bisa jadi 100 dan 1000 tahun yang lalu, subhanallah...

Pengamatan melalui teleskop raksasa Hubble, para ilmuwan mengetahui bahwa bintang-bintang dan semua benda langit ternyata semuanya sedang bergerak saling menjauh kesegala arah, berati dulunya berjarak lebih dekat dan dulunya lagi berjarak lebih dekat lagi sampai pada suatu waktu dahulu benda langit tersebut berkumpul pada suatu titik yang sama alias berhimpit atau padu. Inilah yang mendasari teori “Big Bang” atau teori “Ledakan Besar”. Ledakan yang maha dahsyat telah melontarkan material dan energi sehingga secara berangsur-angsur terciptalah benda-benda langit tersebut.

Ternyata informasi tentang penciptaan langit dan bumi serta segala benda langit lainnya sudah dinyatakan dalam Al Qur’an surat 21 Al Anbyaa (30) : “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya....”. Subhanallah.....

Saya segera berwudlu dan melaksanakan sholat, bintang-bintang di atas sana seakan turut menjadi saksi dan entah mengapa saya merasa sedang diperhatikan oleh para malaikat bahwa jam 3 dinihari ini saya baru melaksanakan sholat Isya yang tertunda dan saya baru saja menyaksikan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah SWT tapi apakah saya termasuk orang-orang seperti yang dimaksud dalam ayat berikut : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Qs. Ali Imran : 190-191).

Ampunilah hambamu ini ya Allah yang dengan segala kesombongannya merasa menjadi orang paling sibuk padahal Engkaulah yang maha sibuk lagi tidak tidur untuk mengatur bermilyar-milyar benda langit di alam semesta ini. Seringkali hamba lalai dari mengingat Mu. Ketika adzan Zhuhur bergema kami mendahulukan untuk mengisi perut, ketika waktu Ashar tiba kami masih sibuk bekerja rapat ini dan rapat itu, ketika Maghrib menjelang kami masih diperjalanan, ketika Isya tiba kami masih beristirahat dan ketika adzhan Shubuh berseru kami masih dibalik selimut, pantaskah surga untuk kami ya Allah ? Ya Allah jauhkanlah kami dari siksa neraka.

Sholat Isya telah dilaksanakan lalu tidur lagi...? Tunggu dulu... saya teringat dengan sindiran Rasulullah SAW : “Sesungguhnya malam itu panjang janganlah kau perpendek dengan tidurmu....” Ya Allah sudah berapa lama hamba tak sempat mendirikan sholat Tahajjud. Semoga malam ini menjadi permulaan kembali bagi hamba Mu untuk memperpanjang malam dengan sholat Tahajjud disepertiga malam yang akhir.
Share