Minggu, 17 Januari 2010

One Minute Awareness

Yang merubah kita bukan hanya pengalaman dan kecerdasan saja, namun kita membutuhkan sebuah kesadaran yang membuat kita benar-benar ambil keputusan untuk berubah dan tidak akan kembali lagi, sebuah hitungan menit yang merubah jutaan menit anda setelahnya. One Minute Awareness (OMA) sebuah konsep dari Nanang Qosim Yusuf (Naqoy), kesadaran satu menit yang mengubah segalanya.

Naqoy seorang trainer spiritual dan motivator serta penulis best seller The 7 Awareness, meyakini bahwa perubahan yang konsisten selalu didasari oleh satu kalimat yaitu “Kesadaran”. OMA merupakan “daya ungkit” dalam hidup setiap orang untuk melompat ke tempat yang sangat tinggi dan mulia. Sejak merasakan OMA perubahan mulai datang, terkadang dengan perlahan-lahan tapi bisa jadi datang dalam bentuk revolusi pada diri seseorang.

Dikisahkan oleh Naqoy dalam salah satu bukunya, bahwa H Basrizal Koto yang dikenal dengan sapaan Basko pengusaha ternama dari Padang dan ketua Saudagar Minang yang punya banyak bisnis termasuk hotel dan peternakan sapi terbesar pernah menemukan OMA dalam hidupnya. Sejak itu hidupnya langsung berubah 180 derajat. Amaknya (ibundanya) pernah dihina karena selalu meminjam beras kepada tetangganya. Saat terakhir kali meminjam, tetangganya mengatakan, “beras yang dulu saja belum dibayar, makan dengan batu saja !” Melihat amaknya diperlakukan seperti itu, Basko sedih dan saat itulah muncul OMA dalam diri beliau, yang memotivasi beliau untuk keluar dari keadaannya saat itu. Terbukti dikemudian hari beliau berhasil menjadi orang sukses.

Di belahan bumi yang lain, alkisah puluhan tahun yang lalu hiduplah seorang ayah sebut saja “Bapak Nrimo” yang hidup dengan seorang istri dan 8 orang anaknya. Beliau adalah seorang pegawai rendahan yang mempunyai cita-cita agar semua anak-anaknya bisa bersekolah sampai perguruan tinggi. Kata-kata yang sering diucapkan kepada anak-anaknya adalah “sekolah yang rajin ya nak biar jadi anak pintar dan jadi orang yang sukses, jangan tiru bapakmu ini yang dulu sejak kecil sudah menjadi yatim piatu dan ternyata juga malas belajar sehingga SMP pun tidak tamat, jangan seperti bapak, jadi orang miskin itu tidak enak sering dihina dan direndahkan orang”.

Bapak Nrimo yang hidup pas-pasan terkadang harus putar otak untuk menyiasati agar bisa memenuhi kehidupan sehari-hari dan membiayai sekolah anak-anaknya. Modal utamanya hanya satu yaitu meminjam jika beliau sudah terdesak dengan kebutuhan dan tidak ada uang ditangan dan kiat agar bisa meminjam seperti yang dikatakannya “Modal utama bapak untuk bisa meminjam uang adalah kepecayaan” , sehingga jika beliau pinjam uang ke orang lain pasti akan dilunasinya sesuai janjinya, “supaya lain waktu bisa pinjam lagi” begitu katanya.

Demikianlah kehidupan yang dijalani Bapak Nrimo untuk menghidupi istri dan anak-anaknya terkadang hampir membuatnya putus asa tetapi bayang-bayang bagaimana masa depan anak-anaknya kelak yang membuatnya tetap semangat untuk tetap meneruskan tekadnya.

Suatu ketika Bapak Nrimo butuh uang untuk membayar uang sekolah dan membeli buku-buku beberapa anaknya, awalnya beliau hendak meminjam kepada seseorang yang biasa memberi pinjaman kepadanya, tetapi kali ini sepertinya agak sungkan karena sudah terlalu sering meminjam kepada orang itu, akhirnya diputuskan untuk meminjam kepada salah seorang atasannya di kantor. Setelah diuraikan maksudnya untuk meminjam uang, alangkah terkejutnya Bapak Nrimo ketika mendapat jawaban “kalau memang kamu tidak sanggup untuk membiayai sekolah anakmu, ya sudah… suruh jualan teh botol saja… kan lumayan buat tambah-tambah penghasilan…”.

Bagai disambar petir, Bapak Nrimo merasa terhina, beliau memang sudah sering kali dihinakan entah kenapa kali ini emosinya begitu menggelegak tetapi masih bisa ditahannya. Sesampainya di rumah tumpahlah emosinya, dihadapan anak-anaknya sambil setengah menangis dan sedikiti berteriak beliau ceritakan semuanya “sakit sekali hati Bapakmu ini nak… bapak sepertinya menjadi orang yang paling terhina di dunia ini…” anak-anaknya pun terpana dibuatnya lalu salah seorang anaknya bercerita “ ya pak kemarin juga waktu aku disuruh beli beras di warung di ujung gang, orang itu tanya kalau Bapak punya uang dari mana kok bisa nyekolahin semua anak-anaknya sampai ada yang kuliah”.

Rupanya itulah One Minute Awareness-nya Bapak Nrimo. Tekadnya semakin bulat dan membara untuk bisa mengantarkan ke delapan anaknya bisa menyelesaikan pendidikannya sampai perguruan tinggi. Hari-hari selanjutnya, anak-anaknya semakin kehilangan kebebasannya untuk bermain “pokoknya sekarang adalah waktunya kamu belajar !, biar saja temanmu itu terus bermain…”, apalagi pada musim ujian atau ulangan anak-anak Bapak Nrimo seperti dikarantina “kalian tidak usah cuci piring cuci baju, biar ibumu yang menyelesaikan, sekarang tugas kalian adalah belajar…!”. Pernyataan-pernyataan Bapak Nrimo pun semakin tegas dan gamblang, antara lain “kalau kamu minta dibelikan mainan, sepede atau apa, bapak tidak punya uang, tapi kalau minta uang untuk beli buku pelajaran, berapapun akan Bapak carikan, asal kamu jujur dan tidak bohong”.

Demikianlah tahun ke tahun berlalu satu per satu anak-anak Bapak Nrimo menyelesaikan kuliahnya lalu bekerja dan bisa membantu meringankan beban Bapaknya sampai semua anak beliau menyelesaikan kuliahnya. Kini kedelapan anak Bapak Nrimo hanya bisa mendo’akan agar Bapaknya diampuni segala dosa dan kesalahannya dan diterima disisi-Nya, sebagai balas budi atas segala pengorbanan beliau, tempaan dan didikan bagi anak-anaknya.

Setiap orang pasti ingin berubah, mungkin anda, saya atau teman lainnya sudah atau sedang berubah, tapi bukan perubahan yang hanya sesaat saja, sejatinya perubahan adalah sebuah langkah awal untuk membuka kehidupan yang jauh lebih mulia dan bahagia. Naqoy pernah mendapat pertanyaan “kalau OMA begitu penting, kenapa ada orang yang selalu diberikan masalah terus akan tetapi dirinya tidak pernah berubah?” lalu Naqoy menjawab “Jangan-jangan orang itu sudah tidak menyadari dirinya punya masalah sama sekali”.

Satu lagi dari Naqoy “ manusia berubah, alam berubah dan semuanya berubah bukan semata-mata oleh dirinya saja, namun ada umpan balik dari tangan-tangan ilahi yang terlihat seperti kotoran kerbau namun sebenarnya adalah pupuk yang sangat langka dan bermanfaat”.
Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar